Home » Bisnis » Fluktuasi Harga Emas: The Fed dan Pengaruh Pembelian China

Fluktuasi Harga Emas: The Fed dan Pengaruh Pembelian China

Fajar Eka Putra July 2, 2024

kabarmalut.co.id – Harga emas diperkirakan akan mengalami tekanan seiring dengan proyeksi Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama dari yang diharapkan. Selain itu, penurunan pembelian emas oleh China juga turut mempengaruhi harga emas di pasar global. Pada perdagangan hari Senin, 10 Juni 2024, pukul 09.00 WIB, harga emas spot mencatat kenaikan sebesar 0,16% atau 3,59 poin, sehingga mencapai US$2.297,37 per troy ounce. Di sisi lain, harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2024 mengalami penurunan sebesar 0,44% atau 10,30 poin, turun ke level US$2.314,70 per troy ounce.

” Baca Juga: Kronologi Robby Purba: Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Anjing “

Dampak Data Non-Farm Payrolls pada Harga Emas

Laporan dari Monex Investindo Futures (MIFX) menunjukkan bahwa dolar AS mengalami kenaikan setelah laporan data non-farm payrolls (NFP) dirilis pada hari Jumat, 7 Juni 2024. Data tersebut mencatat tambahan sebanyak 272.000 orang yang bekerja di bulan Mei. Jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 165.000 orang, dan perkiraan dari Trading Central yang sebesar 151.000 orang. Setelah rilis laporan tersebut, probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September turun menjadi 49%, dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang sekitar 70%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar mulai merasa pesimistis bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan pada akhir kuartal ketiga tahun 2024.

Reaksi Pasar Terhadap Kebijakan The Fed

Rilis data NFP pada Jumat pekan lalu memberikan dampak besar pada semua pasar. Termasuk harga emas yang mengalami penurunan drastis lebih dari US$80 atau 800 pip. Hingga turun ke bawah US$2.300 per troy ounce pada hari Jumat pekan lalu. Meskipun harga emas sempat mengalami kenaikan pada perdagangan pagi ini. Level tersebut belum dapat dipertahankan, menunjukkan bahwa tekanan terhadap logam mulia ini masih cukup besar.

Baca Juga :   Investasi Membangun Masa Depan Bisnis yang Berkelanjutan

Tekanan ini tidak hanya berasal dari kebijakan The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Tetapi juga dari keputusan bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang berhenti membeli emas pada bulan Mei setelah melakukan pembelian selama 18 bulan berturut-turut. Sebelumnya, aksi pembelian masif dari PBoC dan bank sentral lainnya menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas. Bahkan hingga memecahkan rekor tertinggi sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, keputusan PBoC untuk menghentikan pembelian emas membuat pasar bereaksi negatif dan memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas.

Stabilitas Harga Emas di Pasar Fisik Indonesia

Di pasar fisik, harga emas Antam dan UBS di Pegadaian pada perdagangan hari ini, Senin, 10 Juni 202. Terpantau stabil tanpa perubahan. Emas batangan termurah cetakan Antam ukuran 0,5 gram masih dibanderol dengan harga Rp732.000. Berdasarkan laman resmi Pegadaian, harga emas termurah cetakan UBS ukuran 0,5 gram dipatok dengan harga Rp710.000, tetap sama seperti harga kemarin. Sementara itu, harga emas Antam ukuran yang sama dipatok seharga Rp732.000, tidak mengalami perubahan dari harga sebelumnya. Untuk emas cetakan Antam berbobot 1 gram, harga berada di level Rp1.362.000, yang juga tetap sama dibanding harga kemarin. Sedangkan emas cetakan UBS untuk ukuran yang sama dibanderol dengan harga Rp1.224.000, tetap stabil alias tidak berubah dari harga sebelumnya.

” Baca Juga: Kasus Perundungan Siswa SMK Meninggal Dunia “

Pengaruh Kebijakan Global Terhadap Harga Emas

Secara keseluruhan, kondisi pasar emas saat ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Serta perubahan kebijakan pembelian emas oleh bank sentral China. Kedua faktor ini memberikan tekanan yang signifikan terhadap harga emas di pasar global. Meskipun harga emas spot sempat mengalami sedikit kenaikan, tekanan dari kebijakan moneter AS dan penurunan pembelian emas oleh China. Membuat harga emas masih berada di bawah tekanan besar. Sementara itu, harga emas di pasar fisik Indonesia, seperti yang tercermin di Pegadaian, tetap stabil tanpa perubahan yang berarti.

Baca Juga :   Kebijakan Impor Baru: Kepatuhan Jastip Terhadap Aturan